Keluarga Monopoli
By. TPj
Pengaturan Keuangan Keluarga Pebisnis Pemula.
Assalamualaikum sobat mikir, gimana kabar? Cakmin doakan sehat selalu sekeluarga (aamiin)
Semoga ga kejebak di Judul Copywriting ya sob, karena judul aslinya sudah cakmin cantumkan dibawah gambar. Yak bener, bagi sobat mikir ini postingan tentang keluarga yang suka memonopoli kekuasaan atau anti rezim dinasti, kamu salah. Atau bahkan ada sobat mikir yang mengira ini tentang keluarga yang kecanduan game board Monopoli? Kamu juga keliru.
Kali ini cakmin akan berbagi tentang bagaimana pengaturan keuangan cakmin dalam mengatur keuangan keluarga dimana cakmin dan istri cakmin sama-sama kondisi bekerja dan sama-sama menghasilkan uang.
Sebelumnya, mengapa perlu diatur? Toh sama-sama menghasilkan uang, dijadikan satu lalu digunakan bareng-bareng kan beres cak? “Tidak semudah itu Fernando” sebelumnya cakmin memang melakukan hal itu. Imbasnya, semua tercampur, tidak tahu mana uang hasil usaha cakmin, mana hasil istri, mana yang boleh digunakan untuk belanja, mana yang digunakan untuk mengembangkan aset dan lain-lain. Hal ini juga diperparah dengan seringnya kita bingung kehabisan dana untuk mengeluarkan “kewajiban sosial”.
Bagi cakmin dan istri, berkarir itu tidak hanya sekedar mencari uang dan selesai, namun berkarir merupakan salah satu bentuk pelaksanaan perintah Allah kepada kita sebagai hamba dalam upaya perwujudan Misi Khalifah Fil Ard. Dimana cakmin dan istri berharap dengan karir yang dipilih ini dapat memberi rahmat bagi seluruh alam, sebanyaknya dan sebesarnya.
Berkarir merupakan salah satu bentuk pelaksanaan perintah Allah kepada kita sebagai hamba dalam upaya perwujudan Misi Khalifah Fil Ard
Otomatis karena menganggap karir merupakan jalan untuk beli tiket masuk Surga, tidak boleh seadanya, harus ada target peningkatan yang terukur dan jelas perkembangannya. Ketika tercampur bisa jadi ada dana untuk membeli kebutuhan yang kurang prioritas. Oleh karenanya berikut cara cakmin dan istri dalam mengatur keuangan antara bisnis dan keluarga.
![]() |
Bagan Pengaturan Keuangan |
Di konsep diatas, kita bisa melihat ada 6 pos keuangan atau dalam ilmu keuangan disebut “akun” akun-akun tersebut berdiri sendiri-sendiri, dan tidak boleh di intervensi oleh akun yang lain. Jadi contoh detailnya pernah ga kamu main Monopoli, ada yang berjalan sebagai peserta sekaligus bank? Nah, gambarannya persis seperti itu. Walau jumlah orang dewasa di keluarga kami hanya ada dua, tapi melakukan peran ganda karena bertanggung jawab atas akun-akun yang telah dipisah sebelumnya.
Cara bacanya, Omzet cakmin dibagi untuk 3 pos. Omzet istri dibagi juga untuk 3 pos. Walau dipegang istri, tapi untuk belanja kebutuhan harian (beras, lauk, kebutuhan anak, listrik dll) cakmin sudah serahkan seluruhnya wewenang ke Istri, tapi untuk pemenuhan kebutuhan di luar itu, harus mengetahui bersama karena menjadi tanggung jawab bersama.
Cakmin memegang akun Modal + Pengembangan usaha cakmin sendiri, ditambah Tabungan dan Kewajiban Sosial.
Sedangkan Istri memegang akun Belanja (Kebutuhan Primer & Kewajiban), Modal Usaha Istri, Kebutuhan jangka menengah bersama juga Uang dia sendiri.
Sebagai catatan, disini tugas cakmin adalah bagian rem dan analisa, karena seringnya istri lupa mana yang prioritas dan bukan. Di lain sisi tugas istri adalah yang memberikan keinginan (walau ada keinginan untuk konsumsi internal keluarga, tapi juga ada keinginan untuk peningkatan kewajiban sosial) dari keinginan tersebut bisa sebagai tambahan big why untuk bekerja lebih ekstra dalam membangun karir.
Ada yang berbeda dengan konsep kami adalah adanya akun tabungan, yang berfungsi seperti bank. Dimana dapat dipinjam oleh “usaha/bisnis” cakmin maupun istri, namun harus memberikan bunga karena cakmin dan istri sepakat ini bukan Riba. Karena Riba adalah sebuah peristiwa meminjam untuk sekedar makan tapi dikenai bunga.
Pendapatan = Kewajiban sosial + Kewajiban + Kebutuhan + Keinginan
Mengapa bisa sampai terbagi pos-pos keuangan diatas, karena cakmin dan istri pernah dapat ilmu ketika mengaji dulu, bahwa sebaiknya Pendapatan kita harus dikeluarkan dulu untuk kewajiban, baik yang sifatnya sosial maupun pribadi, selebihnya digunakan untuk kebutuhan, dan jika memang masih ada lebih baru memenuhi keinginan.
Gimana sobat mikir? Beneran seperti main monopoli kan? Satu kepala berperan jadi beberapa tugas. Itulah pengaturan keuangan yang kami gunakan, semoga bisa memberi gambaran pengaturan versi keluargamu sekarang maupun kelak (bagi yang masih belum ber-keluarga) semoga bermanfaat.
15 Comments
Noted...
ReplyDeleteKewajiban sosial dulu lalu kewajiban baru kebutuhan sisanya keinginan
👍👍
Iya, kalau kondisi normal mungkin masih bisa, hal ini bener-bener diuji ketika kondisi terbawah
Deleteterima kasih cak ilmu keuangannya, masukan yang bagus untuk kita yang sudah berkeluarga
ReplyDeleteUwuuu bagus sekali, belum nikah, tapi udah ada bekal. Terimakasih
ReplyDeleteUuuuu di akhir tulisan merangkul yang belum berkeluarga hihi. Gebrakan yng luar biasa.
ReplyDeleteArtikel kali ini lebih santai, "tak semudah itu fernandon" bikin cair bangeeet.
Thank's Kak~
Bermanfaat sekali postingannya. Walaupun saya belum berkeluarga, setidaknya bisa belajar dulu :D
ReplyDeleteWah ilmu nih. Thanks for sharing mas
ReplyDeleteSaya sepakat itu bukan riba. Wong kantong kiri, kantong kanan.. wkwkwk.
ReplyDeleteCakep tulisannya Cakmin!
-Purnama Indah (munculnya bakalan anonim kayaknya)-
Bagus kak, sudah menetapkan pos pos keuangan sesuai dengan kebutuhan.
ReplyDeleteKak, kalau boleh gambar bagian pengaturan keuangannya diperbesar.
Saya lihat di laptop saja, masih keliatan kecil banget.
duch ... tulisannya kak teguh ki selalu bisa dari sudut manapun ... mau miring mau serong mau tegak ... kok ketika dituang jadi apiiiikkkk puooollll ... kapan tak culik buat materi ya ... 👍🏻👍🏻👍🏻😊😊😊
ReplyDeleteIlmu baru bagi yang belum berkeluarga nih. Jadi bisa berancang-ancang dulu.. Terima kasih kak ilmunya
ReplyDeleteTerima kasih sudah berikan manfaat kak
ReplyDeleteKeren. Pengelolaan keuanganku begajulan. Makasih yah tipsnya
ReplyDeleteKeren ilmu keuangannya. Duh aku masih belajar. Semoga bisa konsiseten melaukannya.
ReplyDeleteMasyaallah, keren ilmunya kang ... Untung baca postingannya Kang Teguh nih .. . Bisa mulai mengatur keuangan deh 😁
ReplyDelete