Korea atau Nusantara, Kamu Pilih Mana?
By. TPj
Analisa Positioning yang digunakan Indomie dan Mi Sedap dari Iklan yang sedang tayang (2020).
Halo sobat mikir, gimana kabarnya? Semoga senantiasa sehat selalu sekeluarga (aamiin)
Mie instan, siapa sih yang ga pernah makan makanan yang satu ini? Dengan kemudahan proses pembuatannya ditambah dengan rasa yang cocok di mulut, makanan satu ini memiliki penggemar yang luar biasa banyaknya baik dari dalam negeri hingga manca negara.
Ada beberapa merk yang sedang merajai pasar di Indonesia. Pasti sobat mikir tahu kan? Ya, mereka adalah Indomie dan Mi Sedap. Namun kali ini cakmin bukan hendak membandingkan lebih enak mana, dan bukan untuk menentukan siapa yang lebih baik. Akan tetapi cakmin hendak melakukan analisa positioning yang digunakan oleh Indomie dan Mi Sedap dari iklan yang sedang tayang sekarang ini.
Bagi cakmin yang pernah belajar sedikit tentang pemasaran, hal ini merupakan keseruan untuk melakukan analisa tentang pertarungan dua raksasa besar yang berusaha saling berebut pasar. Walaupun Indomie sudah merajai di ber-bagai belahan dunia. Tetapi melihat kompetitornya di dalam negeri juga tidak tinggal diam dan juga melakukan perlawanan agar pangsa pasar yang mereka miliki tidak tergerus oleh kompetitor.
Serasa nonton bola klub favoritmu bagi pecinta bola, atau liat moto GP dengan pembalap idolamu, atau kalau cakmin serasa liat film perang walau agak gore pastinya tapi seru melihat bagaimana strategi dan intrik yang dilancarkan untuk mengalahkan musuh.
Positioning
Sebelum masuk semakin jauh, kita samakan dulu ya pemahaman kita tentang positioning. Menurut pakde Kotler sederhananya Positioning adalah bagaimana produk kita di benak konsumen. Semisal nih, ketika cakmin liat motor Honda yang cakmin tangkap adalah motor irit. Nah seperti itu sob.
Sehingga, mengapa positioning ini penting? Ini sangat erat dalam dunia usaha, baik usaha dalam artian dunia bisnis juga nanti bisa digunakan sebagai usaha mencari jodoh (eh) tapi beneran kok bisa. Soalnya nih ya sob, positioning ini erat hubungannya tentang bagaimana kita untuk mendapatkan pasar yang kita target, agar produk yang kita miliki dapat dipilih oleh pasar.
Berdasarkan rangkuman dari laman jurnal.id positioning bisa dilakukan dengan memperhatikan beberapa target sasaran, yaitu:
a. Kategori Produk
Strategi ini dilakukan ketika produk kita adalah yang pertama atau bahkan yang terbaik di kategorinya. Seperti cakmin ketika kecil ketika disuruh beli air minum dalam kemasan akan bilang “beli akua yang klup” karena kategori AMDK sudah dipegang oleh merk Akua saat itu
b. Menurut Pesaing
Strategi ini cenderung menjawab apa yang menjadi kelemahan kompetitor. Pernah ga sobat mikir dengar “sarapan itu dimakan bukan diminum” hal ini muncul karena kompetitor menggunakan “minum makanan bergizi”
c. Manfaat Produk
Seperti yang tertulis di atas, strategi ini berfokus karena manfaat produknya berbeda dengan kompetitor yang sudah ada. Contohnya : menghilangkan sakit kepala tanpa kantuk
d. Attribut Produk
Attribut adalah semua hal yang melingkupi produk, semisal packaging, warna, tulisan, label dls. Contoh yang menggunakan attribut di Indonesia mi yang diseduh dalam gelas.
e. Harga & Kualitas Produk
Untuk variabel ini pasti sobat mikir sudah pada tahu, mana merk yang branded dan bukan, umumnya yang branded memiliki harga dan kualitas produk yang tinggi.
f. Menurut Pemakainya
Strategi ini menggunakan ikon atau brand ambassador, wajah pengiklan atau pemakai.
Lah, produk ini ada lebih dari satu di penjelasan di atas, berarti bisa dua dong atau lebih? Iya bener, sah-sah aja sebuah perusahaan berusaha untuk melakukan positioning dari produk yang mereka miliki. Namun karena positioning ada di benak konsumen, konsumen-lah yang menentukan produk tersebut seperti apa, karena pemilik usaha hanya bisa menggiring kesan yang ingin ditampilkan dari produk yang dimiliki.
Iklan Mie yang Kita Bahas
Mi Sedap
Dimulai akhir 2019 brand ini sudah mulai memanfaatkan Korean Wave (demam Korea) yang sudah menjamur di Indonesia. Dari sinilah Mi Sedap mulai menggandeng Choi Si-Won sebagai wajah produk ini dan menggunakan tagline “Korean Spicy Chicken” dalam upaya menggaet pasar yang jumlahnya sudah mulai banyak di Indonesia.
Hingga versi yang terakhir sekitar bulan Juni hingga sekarang, juga tetap menggunakan tagline dan brand ambassador yang sama. Walaupun berbeda produk dengan memperkenalkan cup noodle-nya.
Sehingga dari tag-line dan brand ambassador inilah, cakmin menyimpulkan bahwa positioning yang di angkat oleh Mi Sedap adalah mie yang Korea banget. Jadi kalau kamu demen Korea, wajib coba mie yang satu ini.
Indomie
Menjadi pelopor mi instan yang sudah ada bumbu di dalamnya, memang Indomie tetap kokoh mempertahakan statusnya sebagai market leader. Dilansir dari Top Brand Index (TBI) 2020. Indomie meraih indeks 70,5% dan Mi Sedap 16,0%. Walau sudah di atas, ternyata Indomie tidak rela jika posisinya digeser walau sedikit oleh kompetitornya.
Dengan menggunakan tagline “indomie seleraku” ditambah dengan iklan yang ditampilkan adalah varian rasa yang benar-benar makanan yang sudah umum di masyarakat Indonesia, seperti Ayam Geprek, Seblak, Mie Aceh, Rendang. Hal ini juga ditunjang dengan aktor atau pengiklan juga tetap menggunakan wajah pribumi, bahkan dari beragam suku menurut cakmin. Hal ini semakin memperkuat bahwa Indomie sedang berusaha untuk menunjukkan bahwa ini adalah "selera Nusantara"
Coba sobat mikir perhatikan, di kemasan produk barunya yang juga “kebetulan” sama-sama mengusung rasa pedas ini. Di kemasan produk ini menggunakan kalimat “Hype Abis”. Kalimat pendek ini juga merupakan usaha Indomie untuk menggiring pasar spesifik yaitu anak muda. Dimana mereka tidak rela kehilangan pasar anak muda, karena yang terkena demam Korea umumnya adalah anak muda.
Kesimpulan
Dari uraian data dan analisa diatas, menurut cakmin pertarungan ini akan selalu menjadi pertarungan yang seru untuk disimak, dari Indomie kita belajar bahwa kita tidak boleh pernah puas atas apa yang terjadi sekarang. Bisa jadi musuh yang sepertinya kecil jika tidak ada penanganan sedari dini, mereka akan dapat membalik keadaan dan mengalahkan kita kelak.
Kita juga dapat belajar dari Mie Sedap, bahwa tidak ada kata menyerah untuk memperjuangkan sesuatu, seperti aku yang akan selalu memperjuangkan kamu. Eaa.
34 Comments
setelah baca tulisan ini, aku tetep tim indomie..
ReplyDeleteKalau aku tetep tim Mie Sedap sih dari dulu. Bukan karena Choi Siwon jadi brand ambasadornya, tapi karena porsinya banyak :D
ReplyDeleteIndomie doong, dengan rawit yang banyak dan telur setengah matang. Duuh, syedaaapppp
ReplyDeleteAku bucinnya indomie yg sedikit meleng ke mie sedap gara gara emang enak sih
ReplyDeleteBerasa lagi kuliah pemasaran. Tapi bahasanya asik, nggak mbosenin baca dari awal sampai akhir.
ReplyDeleteBtw, Aku suka siwon, tapi aku tetap "Indomie seleraku... " Hehehe
Epic banget artikelnya.
ReplyDeleteSekali lagi, panggilan buat pembaca "sobat mikir" cocok, karena beneran dibuat mikir saat tenggelam dalam bacaan ini.
Penilaian yang objektif juga selingan yang mempersegar suasana patut diacungi jempol.
Kereeeeen
Aku pilih indomie ajah, tapi kalo lagi kangen choi-siwon aku makan mie sedap haha
ReplyDeleteSama - sama enak, tapi lebih seneng mie sedapnya
ReplyDeleteNgalir banget bacanya, gak nyangka persoalan 'mie' bisa ditulis semenarik dan seasik ini untuk dibaca.
ReplyDeleteBut, aku tetap tim mie sedap, karena yang tersedia di rumah selalu mie sedap hhaa
Epic banget artikelnya.
ReplyDeleteSekali lagi, panggilan buat pembaca "sobat mikir" cocok, karena beneran dibuat mikir saat tenggelam dalam bacaan ini.
Penilaian yang objektif juga selingan yang mempersegar suasana patut diacungi jempol.
Kereeeeen
Tim Indomie nih kak. Lebih suka yang lokal dari pada produk luar 😊
ReplyDeleteEntah kenapa ya kak, kalau setiap beli mie, yang ditanya selalu "Beli indomienya dong", dan rasanya pun lebih enak indimie ... Kenapa ya aku tuh gak bisa berpaling hati dari indomie ini 😁 makin cinta sama indomie nih abis baca tulisan kakak.
ReplyDeleteAku bukan tim siapa-siapa. Sudah lama mengurangi makan mi. Tapi kalau mau beli mi. Iya indomie hype abis. Hehehe
ReplyDeleteParagraf terakhir keren.
Dan sampai sekarang aku masih tetap memilih Indomie karena "Indomie Seleraku" wkwkkwk
ReplyDeleteSama-sama enak. Tak bisa memilih. Terima kasih buat artikelnya, Kak. 😊
ReplyDeleteIlmu baru :v
ReplyDeleteMakasih, Kak ilmunya..
Tp sayang aku bukan tim indomie maupun mie sedap
Aku team indomie so much, tp untuk menemani drakoran, tetep butuh sentuhan Sedapnya Siwon haha
ReplyDeleteIndomie seleraku , bukan nyanyi ini tuh
ReplyDeletekeren artikelnya kak, btw aku tetep tim indomie sihh, hahah
ReplyDeleteLha, saya baca ini malah pengen makan mi instan.
ReplyDeleteIndomie tak tergantikan sih. Indomie tetap seleraku.
ReplyDeleteKarena saya sih tetap mendahulukan kualitas rasanya, bukan BA-nya. Kan yang dimakan Mie-nya haha
Baik indomie maupun mie sedap, saya tetap makan mie sesekali saja. Hahaha. Nggak terlalu doyan. Nggak ngaruh juga itu ambassadornya siapa 😂
ReplyDeleteAku sih netral antara indomie ataupun mie sedap sama sama mie instan.
ReplyDeleteMakan mie nya kebetulan rata-rata sebulan sekali
ReplyDeleteArtikelnya bagus banget kak, bahasnya pas banget 👍🏻. Kalau ditnya tim mana saya mah indomie aja, cinta indonesia hehe ^_^
ReplyDeleteUntuk masalah positioning, Indomie tidak hanya bermain di dalam negeri saja, tetapi juga sudah bermain di skala internasional. Contohnya Indomie Goreng dan Indomie Kari Ayam bahkan sudah mempergunakan bahasa negara tersebut di komposisi Ingredients nya. Biasanya kita aka temukan Indomie di toko Asia tetapi juga di Amazon (untuk di negara tempat saya tinggal).
ReplyDeleteBaca ini seru banget sih, karena lagi pengen belajar tentang branding. Banyak poin-poin yang bisa digaris bawahi untuk strategi bisnis pribadi
ReplyDeleteKalo belanja tetep sebutnya indomi haha. Saya biasanya bilang indomi sedap wkwk
ReplyDeletenusantara donk...
ReplyDeleteApapun ... tetap mie instan ..😁😁😁 enak dimanapun ... diapapaun dengan siapapun ... meski aku tukang halu aku gak mungkin miluh sedap
ReplyDelete.. semia mie okey
sumpah sukak banget sama cara nulis dan kontennya. terus bikin konten-konten berisi yang kaya gini ya kak
ReplyDeleteWoo... Tak semudah itu ferguso. Penuh perjuangan dan air mata ini (halah). Walau gitu, tapi cakmin akan tetap berusaha se-idealis ini nantinya.
DeleteSeneng banget baca artikelnya. Jujur sampai hari ini aku masih selera nusantara. Beli bungkusan rasa khas nusanyara juga ueenaakkkk
ReplyDeletega kepikir sih kalo membanding-bandingkan dua hal begini bisa jadi bahan nulis :)) tulisannya juga seru, menambah insight. Keep the thumbs up!
ReplyDelete